RSS Feed

Gejolak Kawula Muda

Posted by Irwan ibnu syam Label:


Oleh : Irwan Saputra
بسم الله الرحمن الرحيم
“ahh.. biasa, namanya juga anak muda”, begitulah kata sebagian orang. Suatu ungkapan yang mendeskripsikan terhadap tindakan para pemuda yang tak wajar jika dilakukan bukan oleh selain mereka, namun “pantas” jika yang melakukanya adalah para pemuda. Pada umumnya, tindakan tersebut adalah sesuatu hal yang buruk dan melanggar batas-batas syari’at Islam yang telah ditentukan. Namun, karena yang melakukan tindakan tersebut adalah seorang pemuda, persepsi masyarakat menganggap bahwa hal itu adalah wajar jika yang melakukannya adalah kawula muda yang sedang berada pada fase pubertas.

            Masa muda adalah masa emas yang kebanyakan orang berpendapat bahwa fase ini harus dilewati dengan kesenangan dan foya-foya. Bahkan mereka memiliki slogan “kecil di manja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk syurga”,. Sungguh ungkapan yang aneh dan tidak rasional. Bagaimana mungkin ada seorang manusia yang menghabiskan hidupnya untuk berfoya-foya dan ketika di akhirat mendapatkan balasan syurga?. Padahal Allah Jalla wa ‘ala berfirman:

“Celakalah orang yang bermegah-megahan, hingga mereka masuk ke dalam kubur.(At-Takatsur: 1-2)
            Hendaklah para pemuda mengetahui bahwa segala sesuatu yang dilalui dari kehidupan ini akan dimintai pertanggung jawabannya, termasuk masa muda. Sebagai mana dalam sabda nabi salallahu’alaihi wasallam:

“Tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya bagaimana ia lalui, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya.”( HR.Tirmidzi no. 2416, diHasankan oleh syaikh Al-Bani)

Gejolak syahwat kawula muda memang menjadi problem, sehingga kebanyakan para pemuda terjebak dalam hawa nafsunya. Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin berkata, “Sesungguhnya sebab-sebab (yang mendukung terjadinya) penyimpangan dan (banyak) masalah (di kalangan) para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar pada fisik, pikiran dan akalnya. Karena masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya). Oleh karena itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk menuntun ke jalan yang lurus.(Kitab “Min musykilaatisy syabaab” hal. 12). Dan berikut adalah poin-poin yang perlu di perhatikan oleh para pemuda agar dapat menjalani masa mudanya dalam keridhaan Allah.

  1. 1.      Manfaatkan waktu untuk hal yang bermanfaat

Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.(Al-‘Asr: 1-3)

Ayat di atas menerangkan tentang urgensi waktu, jika waktu tidak dimanfaatkan untuk hal yang bermanfaat, maka pasti ia akan habis dalam hal kesia-siaan dan keburukan.

Al Imam Asy Syafi’i berkata : “ Aku pernah berteman dengan orang-orang sufi dan aku tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari mereka kecuali dua kalimat saja :

Pertama :

الوقتسيف،فإنقطعتهوإلاقطعك .
“Waktu itu bagaikan pedang, bila engkau tidak memotongnya, dialah yang akan menebasmu.”

Kedua :

ونفسكإنلمتشغلهابالحقوإلاشغلتكبالباطل .
“Dan nafsumu, bila engkau tidak menyibukkannya dengan kebenaran, maka dialah yang akan menyibukkanmu dengan kebathilan.”(laa taqrabuzzina, Ibnul Qayyim)

  1. 2.      Perdalam ilmu agama

Sebagaimana lazimnya, bahwa kebanyakan para pemuda terus memperdalam ilmu yang mereka bidangi. Sehingga mereka terlupakan bahwa mereka juga dituntut untuk memperdalam ilmu syari’at, agar dapat menjalani hidup sesuai yang telah ditetapkan Allah Jalla wa’ala. Jika seorang pemuda terus memperdalam ilmu agama, maka hendaklah diharapkan kebaikan darinya. Dengan ilmu yang dimilikinya, maka ia dapat menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dapat lebih bersemangat untuk mengerjakan perintahNya.

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan pada dirinya,maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no.71)

  1. 3.      Lihatlah, siapa temanmu?

المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”(HR.Abu Dawud no.4833)

Seorang teman sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Dan dapat kita lihat bahwa tidaklah seorang pejudi maka akan berteman dengan pejudi juga, pemabuk dengan pemabuk, pecandu narkoba dengan pecandu narkoba dan seorang alim dengan alim lainya. Dan tiap-tiap teman yang didekati memiliki pengaruh yang berbeda terhadap dirinya, tergantung siapa yang ditemaninya. Sebagaimana sabda rasul:

“Perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli (minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya”(HR.al-Bukhari no.5214)

  1. 4.      Pikirkan kehidupan masa depan

“bukankah akhir itu lebih baik dari pada yang permulaan?” (Ad-Dhuha: 3)

Hendaklah para pemuda berpikir tentang masa depanya, baik yang di dunia maupun akhirat. Sehingga dengan itu mereka akan lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh demi meraih masa depan yang indah. Kealpaan para pemuda terhadap rencana masa depan mereka membuat mereka lemah dan tidak tertarik untuk berusaha meraih kebaikan-kebaikan di masa depan. Dan merekapun jauh dari rahmat Allah.

Demikian saja yang dapat kami paparkan, dan semoga para pemuda islam dapat lebih bersemangat untuk meraih ridhaNya. Sehingga dimasukkan Allah kedalam salah satu golongan yang mendapatkan naungan di sisi Allah di akhirat kelak. Amin...

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّه
Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”(HR.al-Bukhari no.1357)

Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”.(Kitab “Tuhfatul ahwadzi” 7/57).

Wallahul muta’an...

Sedikit Cerita tentang Cinta

Posted by Irwan ibnu syam Label:


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram bersamanya, dan dijadikan-Nya antara kamu rasa kasih sayang.” (Ar-Rum: 21)

Adakah di antara keturunan Adam yang memiliki akal sehat yang tak mengerti dan tak mengenal cinta?, tentu tidak, karena hal tersebut adalah sesuatu yang sungguh ada namun sulit untuk dideskripsikan dalam kesatuan yang berwujud. Ibnul qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa cinta tidak dapat didefenisikan dan dideskripsikan, bahkan jika hal tersebut dilakukan, maka akan menambah buram makna cinta tersebut, karena makna cinta, adalah cinta itu sendiri. Seorang penyair berkata,
Semua manusia pasti pernah mencintai dan memiliki cinta
Maka tidak ada kehidupan baginya jika seseorang tidak mencintainya
Celaka bagi dunia,
Ketika penduduknya tidak mengenal cinta.
Rasa cinta sendiri tidaklah termasuk dosa atau suatu hal yang tercela, karena rasa tersebut termasuk salah satu unsur dari penciptaan manusia. Namun, cara manusia dalam merealisasikannya terkadang kurang tepat dan bahkan mencapai penyimpangan yang merenggut sebagian kehormatan jiwanya. Sampai-sampai, tak dapat dipungkiri lagi bahwa rasa cinta tersebut sungguh menyiksa batinnya, walau ia tetap berusaha untuk tersenyum, karena malu terhadap para pecinta lain di sekelilingnya yang juga melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan.
Cinta, meski terkadang dinikmati oleh pelakunya
Namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat.
Hatinya tertawan dan terhina dalam genggaman orang yang orang yang dicintainya
Namun karena mabuk cinta,
Ia tidak menyadari bahwa dirinya bagaikan burung pipit di dalam genggaman anak kecil yang dapat dipermainkan sesuka hatinya.
            Rasa cinta juga dapat menumbuhkkan kemunafikkan dan kedustaan bagi pelakunya. Kedustaan yang paling sering dilakukan adalah tidak dapat berlaku adil dalam penilaian terhadap seseorang yang dicintainya. Matanya melihat kebenaran, namun lisannya berdusta dalam membicarakan keadaan kekasihnya. Maka tak jarang ketika kekecewaan muncul atas rasa cintanya yang tak tersalurkan, ia sering mengumbar aib yang tak pernah diucapkannya walaupun dari awal ia telah menyadarinya. Sebagaimana dikatakan seorang penyair,
            Kecintaanku kepadamu menutup mataku
            Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri

Wahai orang munafik yang menghabiskan waktunya untuk menghianati orang yang dicintainya dan menjauhkan diri darinya. Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dari dirimu sendiri.
Selain itu, cinta juga dapat menjadikan pemiliknya menjadi rendah dan hina, atau menghinakan dirinya sendiri. Bahkan yang lebih buruk lagi, kecintaannya dapat menyebabkan ia menderita penyakit gila, bahkan lebih buruk dari pada penyakit gila. Seorang yang gila masih diharapkan kesembuhannya, namun seorang yang tercekam dalam mabuk asmara tidak akan tersadar sepanjang masa. Musibah apakah yang lebih besar dari musibah seorang raja yang diturunkan dari singgasana kerajaannya, lalu ia dijadikan tawanan bagi orang yang tidak berhak meski sebagai hamba sahayanya, lalu ia dipaksa memenuhi segenap perintah dan larangannya. Dan seandainya engkau lihat hatinya, sedang ia berada dalam belenggu kekasihnya, niscaya engkau melihat ia seperti seekor kupu-kupu yang ada di genggaman anak kecil, ia akan hilang dan lenyap, tetapi anak kecil itu tetap riang dan bermain-main.
Awalnya ia hanya membutuhkan cinta
Setelah ia dapatkan itu, ia berjalan sesuai takdir
Sehingga setelah ia masuk kedalam dunia cinta yang dalam dan gelap
Ia menghadapi urusan-urusan yang tak sanggup dipikulnya
Meski oleh seorang yang kuat sekalipun.
Ia terlena dalam keasyikan demi keasyikan cinta
Ketika ia telah berpisah ia tak mampu menahan dirinya
Ia melihat lautan dalam yang dikirannya ombak
Ketika sadar ia sudah tenggelam.
Manusia sendiri terbagi dari tiga golongan dalam hal cinta terhadap sesama makhluk,
Pertama, mereka yang mempercayai bahwa kecintaan tersebut karena Allah. Hal ini banyak terjadi di kalangan orang-orang awam serta mereka yang menamakan dirinya sebagai orang-orang fakir dan sufi. Terkadang di antara mereka ada yang mencintai manusia, makam-makam, dan benda-benda (yang dianggap keramat), setara dengan kecintaan mereka terhadap Tuhan, dan bahkan dengan mengatasnamakan Tuhannya.
Kedua, mereka yang mengetahui dalam hatinya bahwa cinta tersebut bukan karena Allah, tetapi mereka menampakkannya bahwa hal itu karena Allah, sebagai bentuk penipuan dan menutupi diri. Golongan ini dari satu sisi, lebih dekat untuk mendapatkan ampunan daripada golongan yang pertama, sebab mereka masih diharapkan mau bertaubat. Tetapi di sisi lain mereka lebih keji, sebab mereka mengetahui bahwa hal itu diharamkan tetapi mereka melanggarnya.
Kelompok ketiga, mereka yang memiliki maksud melakukan kemungkaran besar (zina). Maka, terkadang mereka termasuk orang-orang sesat yang mempercayai bahwa percintaan yang tidak ada persetubuhan di dalamnya adalah karena Allah, dan bahwasanya zina adalah maksiat. Mereka juga berkata, "Kami berbuat sesuatu karena Allah, dan kami melaksanakan perintah selain perintah Allah". Terkadang mereka juga termasuk kelompok kedua yang menampakkan bahwa percintaan (mereka dengan lawan jenis) karena Allah, padahal mereka mengetahui bahwa yang diperintahkan adalah bukan demikian. Karena itu, mereka mengumpulkan antara dusta dan zina.
Demikian pemaparan singkat tentang cinta, bahayanya, dan jenis-jenis pelakunya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi petunjuk yang dapat merealisasikan cinta dalam wujud ibadah yang mengantarkan pada kekekalan cinta di surga-Nya.

Referensi :
·         Al-Jawabul Kafi (Ibnul Qayyim Al-jauziyah)
·         Al-fawaid (Ibnul Qayyim Al-jauziyah)
·         Ighatsatul Lahfan (Ibnul Qayyim Al-jauziyah)

DONKEY..."

Posted by Irwan ibnu syam Label:


Haruskah keledai menjadi panutan? Ketika kita hendak berhura-hura pada dunia. Hidup untuk mencari kesenangan tanpa pikir rambu keselamatan. Coba kau lihat bagaimana para pemuda, apa beda mereka dengan kumpulan keledai? Berkerumun di suatu tempat tanpa malu untuk bercumbu dengan lawan jenisnya. Di antara mereka ada para datuk yang harus di hormati, paling tidak hargailah keadaannya yang lemah. Jangan kau pancing lagi syahwatnya yang tak mungkin ada tempat penyaluran keculai dosa.
Begitu buruk bibit harapan, ketika persiapan untuk berperang melawan kuffar, para infanteri masih sibuk dalam kenistaan...
Bagaimana mungkin ada kemenangan? Ketika kau hujat para penjajah dengan kekejiannya, malah kau cintai gaya hidup mereka.
Apa yang terjadi..?? “Degradasi Moral”, itu lebih tepatnya.. ketika suri-tauladan Nabi ditinggalkan, malah keledai jadi panutan.

Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam bersabda tentang tanda-tanda akhir zaman dalam sebuah hadits yang panjang, dan sepenggal kutipan, Ketika mereka demikian Allah mengirim angin yang lembut yang menyusup lewat bawah ketiak mereka, maka ia mengambil nyawa setiap mukmin dan muslim. Dan yang tertinggal adalah manusia-manusia buruk, mereka berzina secara terbuka seperti keledai, di atas merekalah Kiamat terjadi. (HR.Muslim) 

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata, Rasulullah bersabda, Kiamat tidak datang sehingga manusia berzina secara terbuka di jalanan seperti keledai. Saya berkata, Apakah hal itu terjadi?‌. Nabi menjawab, Ya, pasti terjadi. (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah nomor 481) 

Ustadz, Ente Tausiyah atau Melawak?

Posted by Irwan ibnu syam Label: ,

Oleh : Irwan Saputra

بسم الله الرحمن الرحيم

Dakwah yang merupakan warisan turun-menurun dari rasulullah salallahu’alaihi wasallam dan para sahabat serta penerusnya (ulama’) adalah sesuatu yang amat mulia dalam kehidupan dunia ini. Dapat dibayangkan andaikata tidak ada para penerus dakwah rasul, pastilah umat manusia tidak tahu-menahu antara kebenaran dan kebatilan. Sehingga sebagian orang bercita-cita untuk menjadi pendakwah agar dapat terus melestarikan syari’at Islam yang mulia ini. Tak jarang kita lihat para orang tua bersusah payah untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah-sekolah agama seperti pesantren. Sehingga setiap tahunnya muncullah da’i-da’i muda dan professional.

Keprofssionalan para da’i moderen membuat dunia dakwah berubah. Dengan kreatifitas dan inovasi mereka, banyak terjadi pembaharuan dan fariasi pada model dan metode dakwah. Agar dakwah tidak terlihat kaku dan kuno, sebagian mereka akhirnya mengemas dakwah dalam bentuk nyanyian, musik, drama dan film, bahkan ada juga yang menggabungkan antara lawak dan dunia dakwah, dan inilah yang paling mendominasi.

Jika para alim ulama di zaman dahulu memiliki ketenaran atas keilmuan mereka akan Al-Qur’an, sanad hadits, ijtihadiyah dan juga karya-karya mereka yang mendunia dan tak pernah “mati”. Maka telah terjadi perubahan persepsi umat seiring terjadinya perubahan zaman. Khususnya di Indonesia, kita dapat melihat keunggulan apa yang dimiliki para da’i tersebut sehingga mereka masyhur di tengah umat. Tidak lain yang mereka tonjolkan adalah bagaimana para pendengar terpuaskan atas retorika unik yang disampaikannya. Sehingga sering dijumpai saat perayaan hari besar Islam seperti maulid nabi, Isra’ mi’raj dan lainya yang telah berlangsung, maka obrolan ibu-ibu yang telah menghadirinya berisi perkataan yang kurang lebih seperti ini “ehh.. ustadznya tadi malam bagus, LUCU sekali”, atau pertanyaan dari seorang ibu yang tidak dapat hadir kepada yang telah hadir “gimana ustadznya tadi malam, LUCU gak?”. Dan seperti itulah persepsi umat atas arti dakwah Islam yang tertanam di benak mereka karena ulah para da’i pengejar harta dan dunia.
Da’i-da’i Fitnah, panggilan itulah yang pantas kita sebutkan untuk mereka, yaitu para da’i yang menyeru manusia di depan pintu jahannam. Sebagaimana rasulullah telah bersabda:

Ramadhan, bagaimanakah caramu menyambutnya…?

Posted by Irwan ibnu syam Label: ,


Oleh : Irwan Saputra

بسم الله الرحمن الرحيم

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah : 183)

Sungguh tak ada kata yang lebih tepat dari pada ucapan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Rabb semesta alam yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk mencium semerbak wanginya bulan suci ramadhan yang hanya tinggal menghitung hari. Tak ada perasaan lain di dalam dada orang-orang beriman kecuali perasaan yang bersatu antara bahagia, sedih, tak sabar dan haru untuk menyambut tamu agung yang telah di nantikan sejak setahun silam. Berbagai macam hal dilakukan untuk mempersiapkan kedatangan ramadhan agar dapat menyambutnya secara optimal, bahkan hal-hal yang tak pernah dikerjakan Rasulullah salallahu’alaihi wasallam dan para sahabatnya, begitu pula para ulama-ulama terdahulu. Sampai-sampai kegiatan yang telah menjadi tradisi tiap tahunya dalam menyambut ramadhan tersebut termasuk dalam katagori kemaksiatan bahkan mencapai level kesyirikan. Semoga Allah ‘azawajalla menjauhkan kita dari yang demikian.

  •   Hal-hal yang tak pernah dilakukan Rasulullah, sahabat dan ulama-ulama ahlussunnah.

Semangat dan antusiasme muslim di seluruh penjuru dunia dalam menyambut ramadhan bermacam-macam dan sungguh meriah. Lain lubuk lain ikan, lain daerah lain pula cara penyambutanya. Namun sangat di sayangkan, kebanyakan hal-hal yang dilakukan tak pernah dikenal di zaman rasul, sahabat, dan ulama-ulama penerusnya, sehingga berbagaimacam amalan-amalan baru (baca:Bid’ah) bermunculan sesuai perkembangan zaman dan daerah masing-masing. Sebagai contoh bid’ah-bid’ah yang masyhur di sekitar kita saat penyambutan bulan suci ramadhan seperti : perayaan pawai, syukuran, punggahan (makan-makan bersama di mesjid setelah sebelumnya membaca yasin bersama), perayaan kembang api dan petasan, berziarah kubur (yang hanya dikhususkan saat menyambut ramadhan), dll.
"Sahabat Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam telah meninggalkan kami, dan tidaklah ada seekor burungpun yang mengepakkan sayapnya di udara, melainkan beliau telah mengajarkan ilmu tentangnya kepada kami. 
Selanjutnya Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah tersisa sesuatupun yang dapat mendekatkanmu ke surga dan menjauhkanmu dari neraka, melainkan telah dijelaskan kepadamu." 
[HR at-Thabrâni dan dihasankan oleh al-Albâni]

  •  Tradisi-tradisi maksiat dan kesyirikan
Tak sampai hanya pada hal-hal yang menyelisih sunnah saja, namun tradisi-tradisi yang dilakukan setiap tahunya dalam menyambut ramadhan bahkan juga berupa perkara-perkara maksiat dan kesyirikan. Betapa tidak, saat manusia mulai buta akan ilmu agama dan tak mampu membedakan antara haq dan bathil, terlebih lagi mendapat persetujuan dari ulama-ulama ahlul hawa yang mendukung serta melegalkan tradisi tersebut sebagai ajaran Islam. Bahkan kerap kali tradisi-tradisi kaum kuffar seperti hindu, budha, Kristen dan yahudi menjadi contoh dalam tradisi-tradisi tersebut, dan menambahkan label islami di belakangnya. Sebagai contoh tradisi-tradisi maksiat dan kesyirikan yang terdapat di sekitar kita dalam menyambut ramadhan seperti : Padusan yaitu mensucikan diri dengan mandi beramai-ramai dan bercampur antara pria-wanita di sebuah sungai yang dianggap keramat (dengan niat mensucikan diri dan hati dan mengharap berkah), mendatangi kuburan-kuburan keramat dengan mengharapkan berkah dan keselamatan di bulan ramadhan, puasa sehari atau dua hari sebelum ramadhan, ramainya para grup band membuat lagu-lagu yang bernuansakan ramadhan (dengan tujuan komersial), dll.
"Janganlah kalian melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, sehingga kalian menghalalkan hal-hal yang diharamkan Allah dengan melakukan sedikit rekayasa." 
[HR. Ibnu Batthah dan dihasankan oleh Ibnu Katsîr serta disetujui oleh al-Albâni].

Tentunya bulan suci ramadhan memang patut untuk disambut dengan suka-cita dan berbeda dengan bulan-bulan lainya. Namun begitu, tak seharusnya kita menyelisih sunnah apalagi sampai bermaksiat dan syirik kepada Allah subhanahuata’ala dalam menyambutnya. Lantas, apakah yang harus dilakukan seorang mukmin dalam menyambut ramadhan Mubarak?.