Sedikit Cerita tentang Cinta

Posted by Irwan ibnu syam Label:


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram bersamanya, dan dijadikan-Nya antara kamu rasa kasih sayang.” (Ar-Rum: 21)

Adakah di antara keturunan Adam yang memiliki akal sehat yang tak mengerti dan tak mengenal cinta?, tentu tidak, karena hal tersebut adalah sesuatu yang sungguh ada namun sulit untuk dideskripsikan dalam kesatuan yang berwujud. Ibnul qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa cinta tidak dapat didefenisikan dan dideskripsikan, bahkan jika hal tersebut dilakukan, maka akan menambah buram makna cinta tersebut, karena makna cinta, adalah cinta itu sendiri. Seorang penyair berkata,
Semua manusia pasti pernah mencintai dan memiliki cinta
Maka tidak ada kehidupan baginya jika seseorang tidak mencintainya
Celaka bagi dunia,
Ketika penduduknya tidak mengenal cinta.
Rasa cinta sendiri tidaklah termasuk dosa atau suatu hal yang tercela, karena rasa tersebut termasuk salah satu unsur dari penciptaan manusia. Namun, cara manusia dalam merealisasikannya terkadang kurang tepat dan bahkan mencapai penyimpangan yang merenggut sebagian kehormatan jiwanya. Sampai-sampai, tak dapat dipungkiri lagi bahwa rasa cinta tersebut sungguh menyiksa batinnya, walau ia tetap berusaha untuk tersenyum, karena malu terhadap para pecinta lain di sekelilingnya yang juga melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan.
Cinta, meski terkadang dinikmati oleh pelakunya
Namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat.
Hatinya tertawan dan terhina dalam genggaman orang yang orang yang dicintainya
Namun karena mabuk cinta,
Ia tidak menyadari bahwa dirinya bagaikan burung pipit di dalam genggaman anak kecil yang dapat dipermainkan sesuka hatinya.
            Rasa cinta juga dapat menumbuhkkan kemunafikkan dan kedustaan bagi pelakunya. Kedustaan yang paling sering dilakukan adalah tidak dapat berlaku adil dalam penilaian terhadap seseorang yang dicintainya. Matanya melihat kebenaran, namun lisannya berdusta dalam membicarakan keadaan kekasihnya. Maka tak jarang ketika kekecewaan muncul atas rasa cintanya yang tak tersalurkan, ia sering mengumbar aib yang tak pernah diucapkannya walaupun dari awal ia telah menyadarinya. Sebagaimana dikatakan seorang penyair,
            Kecintaanku kepadamu menutup mataku
            Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri

Wahai orang munafik yang menghabiskan waktunya untuk menghianati orang yang dicintainya dan menjauhkan diri darinya. Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dari dirimu sendiri.
Selain itu, cinta juga dapat menjadikan pemiliknya menjadi rendah dan hina, atau menghinakan dirinya sendiri. Bahkan yang lebih buruk lagi, kecintaannya dapat menyebabkan ia menderita penyakit gila, bahkan lebih buruk dari pada penyakit gila. Seorang yang gila masih diharapkan kesembuhannya, namun seorang yang tercekam dalam mabuk asmara tidak akan tersadar sepanjang masa. Musibah apakah yang lebih besar dari musibah seorang raja yang diturunkan dari singgasana kerajaannya, lalu ia dijadikan tawanan bagi orang yang tidak berhak meski sebagai hamba sahayanya, lalu ia dipaksa memenuhi segenap perintah dan larangannya. Dan seandainya engkau lihat hatinya, sedang ia berada dalam belenggu kekasihnya, niscaya engkau melihat ia seperti seekor kupu-kupu yang ada di genggaman anak kecil, ia akan hilang dan lenyap, tetapi anak kecil itu tetap riang dan bermain-main.
Awalnya ia hanya membutuhkan cinta
Setelah ia dapatkan itu, ia berjalan sesuai takdir
Sehingga setelah ia masuk kedalam dunia cinta yang dalam dan gelap
Ia menghadapi urusan-urusan yang tak sanggup dipikulnya
Meski oleh seorang yang kuat sekalipun.
Ia terlena dalam keasyikan demi keasyikan cinta
Ketika ia telah berpisah ia tak mampu menahan dirinya
Ia melihat lautan dalam yang dikirannya ombak
Ketika sadar ia sudah tenggelam.
Manusia sendiri terbagi dari tiga golongan dalam hal cinta terhadap sesama makhluk,
Pertama, mereka yang mempercayai bahwa kecintaan tersebut karena Allah. Hal ini banyak terjadi di kalangan orang-orang awam serta mereka yang menamakan dirinya sebagai orang-orang fakir dan sufi. Terkadang di antara mereka ada yang mencintai manusia, makam-makam, dan benda-benda (yang dianggap keramat), setara dengan kecintaan mereka terhadap Tuhan, dan bahkan dengan mengatasnamakan Tuhannya.
Kedua, mereka yang mengetahui dalam hatinya bahwa cinta tersebut bukan karena Allah, tetapi mereka menampakkannya bahwa hal itu karena Allah, sebagai bentuk penipuan dan menutupi diri. Golongan ini dari satu sisi, lebih dekat untuk mendapatkan ampunan daripada golongan yang pertama, sebab mereka masih diharapkan mau bertaubat. Tetapi di sisi lain mereka lebih keji, sebab mereka mengetahui bahwa hal itu diharamkan tetapi mereka melanggarnya.
Kelompok ketiga, mereka yang memiliki maksud melakukan kemungkaran besar (zina). Maka, terkadang mereka termasuk orang-orang sesat yang mempercayai bahwa percintaan yang tidak ada persetubuhan di dalamnya adalah karena Allah, dan bahwasanya zina adalah maksiat. Mereka juga berkata, "Kami berbuat sesuatu karena Allah, dan kami melaksanakan perintah selain perintah Allah". Terkadang mereka juga termasuk kelompok kedua yang menampakkan bahwa percintaan (mereka dengan lawan jenis) karena Allah, padahal mereka mengetahui bahwa yang diperintahkan adalah bukan demikian. Karena itu, mereka mengumpulkan antara dusta dan zina.
Demikian pemaparan singkat tentang cinta, bahayanya, dan jenis-jenis pelakunya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi petunjuk yang dapat merealisasikan cinta dalam wujud ibadah yang mengantarkan pada kekekalan cinta di surga-Nya.

Referensi :
·         Al-Jawabul Kafi (Ibnul Qayyim Al-jauziyah)
·         Al-fawaid (Ibnul Qayyim Al-jauziyah)
·         Ighatsatul Lahfan (Ibnul Qayyim Al-jauziyah)

0 komentar:

Posting Komentar